Rabu, 27 Juli 2016 | By: Imam

Makalah Hadits Tarbawi II (Kepedulian Sosial)



BAB I 
 PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang Masalah
Secara naluriah manusia tidak bisa dilepaskan dari makhluk lainnya, karena manusia merupakan makhluk sosial yang tak mampu hidup sendirian, esensi manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya adalah kesadaran manusia tentang status dan posisi dirinya adalah kehidupan bersama, serta bagaimana tanggung jawab dan kewajibannya di dalam kebersamaan. Kewajiban kebersamaan ini bisa diaplikasikan dengan cara saling menolong, saling menghargai, saling memberi dan hubungan sosial lainnya. Islam merupakan salah satu agama yang sangat menganjurkan berhubungan baik antar sesama, namun pada relitanya banyak orang yang kurang peka terhadap kepedulian sosial ini, sehingga menjadikan tatanan sosial yang tidak seimbang, maka terjadilah perilaku negatif yang membahayakan keterjalinan hubungan sosial antara individu dengan individu yang mengakibatkan kurangnya keharmonisan dalam pergaulan. Maka alangkah ironisnya jika umat Islam antipati terhadap sosial.
Disisi lain seorang muslim mempunyai karakter dan kewajiban yang sama besarnya dengan hablum minallah yaitu hablum minannas atau hubungan dirinya dengan sesama manusia. Hubungan tersebut merupakan hubungan yang lebih kompleks karena hubungan ini melibatkan banyak pihak yang besifat relatif serta penuh dengan dinamika. Oleh sebab harus diingat bawa manusia itu makhluk yang dibekali rasa, karsa dan  periksa. Sehingga segala tindak-tanduknya tak akan terlepas dari ketiga faktor tersebut.

B.            Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
1.      Apa saja Hadits tentang Kepedulian Sosial dan Keutamaannya ?
2.      Bagaimana Penjelasan Hadits terkait Kepedulian Sosial dan Keutamaannya ?

C.           Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Mengetahui apa saja Hadits tentang Kepedulian Sosial
2.      Mengetahui Penjelasan Hadits terkait Kepedulian Sosial

BAB II
 PEMBAHASAN

A.           Hadits Tentang Kepedulian Sosial dan Keutamaanya
1.      Memperhatikan Kesulitan Orang Lain

حَدَ سَنَا يَحْيَ التَمِمِيُّ وَاَبُو بَكْرِبْنُ اَبِى شَيْبَةَ وَمُحَمَّدُ بْنُ العَلَاءِ الهَمْدَ نِيُّ وَالْلَفْظُ لْيَحْيَ قَالَ يَحْيَ اَخْبَرَنَا وَقَالَ الَاخَرَانِ حَدَّ ثَنَا اَبُو مُعَا وِّيَتَهَ عَنْ الاْعْمَسِ عَنْ اَبِى صَالِحْ عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ ر.ع.قال:قال رسول الله ص.م: مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الُّد نْيَا نَفَّسَ الله عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلىَ مُعْسِرٍيَسَّرَاللهُ عَلَيْهِ فِى الُّد نْيَا وَالْاَخِرَاةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ الله فِى الُّد نْيَا وَالْاخِرَةِ وَالله فِى عَوْنِ الْعِبَدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِى عَوْنِ اَخِيْهِ  (روه لمسلم)

Ø Terjemah Hadits
“Telah menceritakan kepada kami yahya bin Yahya At-Tamimi dan Abu Bakar bin Abu Syaibah dan Muhammad bin Al-‘Ala Al-hamdani dan lafadh ini milik yahya ,Dia berkata; telah mengabarkan kepada kami, dan berkata lainya, telah menceritakan kepada kami Abu Muawiyah dari Al-A’masy  dari abu Shalih dari Abu Hurairah dia berkata; rasulullah SAW telah bersabda: “Barang siapa membebaskan seorang mukmin dari suatu kesulitan dunia , maka Allah akan membebaskannya dari suatu kesulitan pada hari kiamat. Dan barang siapa memberi kelonggaran kepada seorang yang susah, niscaya Allah akan memberi kelonggaran baginya di dunia dan di akhirat, dan barang siapa menutupi aib seorang muslim, niscaya Allah menutup aib dia di dunia dan di akhirat. Dan Allah selamanya menolong hamba-Nya selama hamba-Nya menolong saudaranya.”

2.      Meringankan Penderitaan dan Beban Orang Lain

حَدَ ثَنَا قُتَيْبَة بنُ سَعِيْدٍ حَدَ ثَنَالَيْث عَنْ عُقَيلْ عَنْ الُّزهْرِى عَنْ سَالِمٍ عَنْ اَبِيْهِ اَنَّ رَسُولُ الله ص.م:اَلْمُسْلِمُ اَخُوْالْمُسْلِمِ لَايَظْلِمُهُ وَلَا يُسْلِمُهُ وَمَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ اَخِيْهِ كَانَ اللهُ فِيْ حَاجَتِهِ وَمَنْفَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً فَرَّجَ اَللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ اْلقِيَامَةِ وَمَنْ سَتَرَمُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ يَوْمَ القِيَا مَة (روه البخري و مسلم وابودا ود والنسائ والترمذي)
Ø Terjemah Hadits
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa’id, telah menceritakan kepada kami Laits dari ‘Uqail dari Az-Zuhri dari Salim dari bapaknya bahwa Rasulullah SAW bersabda: “ seorang muslim dari muslim yang lain adalah bersaudara, ia tidak boleh berbuat dzalim dan aniaya kepada saudaranya yang muslim. Barang siapa yang membantu kebutuhan saudaranya, maka Allah akan memenuhi kebutuhannya. Barang siapa membebaskan orang muslim dari suatu kesulitan, maka Allah akan membebaskannya dari kesulitan pada hari kiamat. Dan barang siapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat kelak.

B.            Penjelasan Hadits terkait Kepedulian Sosial dan Keutamaannya
Hadits di atas mengajarkan kepada kita untuk selalu memperhatikan sesama muslim dan memberikan pertolongan jika seorang mendapatkan kesulitan.
Melepaskan kesusahan orang lain sangat luas maknanya, bergantung pada kesusahan yang sedang diderita oleh saudaranya seiman tersebut. Jika saudaranya termasuk orang miskin, sedangkan dia termasuk orang yang berkecukupan atau kaya, dia harus berusaha menolongnya dengan cara memberikan pekerjaan atau bantuan sesuai kemampuanya; jika saudaranya sakit, dia berusaha menolongnya, antara lain dengan membantu memanggilkan dokter atau memberikan sebagian uangnya guna meringankan biaya pengobatanya.
Orang muslim yang membantu meringankan atau melonggarkan kesusahan saudaranya yang seiman berarti telah menolong hamba Allah SWT. Allah pun akan memberikan pertolongan-Nya serta menyelamatkannya dari berbagai kesusahan, baik di dunia maupun di akhirat. Sebagaimana firman-Nya:
“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (Q.S. Muhammad: 7)
Begitu pula orang yang membantu kaum muslimin agar terlepas dari berbagai cobaan dan bahaya, ia akan mendapat pahala yang lebih besar dari Allah SWT. Dan Allah SWT pun akan melepaskannya dari berbagai kesusahan yang akan dihadapinya, baik di dunia maupun di akhirat, pada hari ketika harta benda, anak, maupun benda-benda yang selama ini dibanggakan di dunia tidak lagi bermanfaat. Pada waktu itu hanya pertolongan Allah saja yang akan menyelamatkan manusia. Berbahagialah bagi mereka yang bersedia untuk melepaskan penderitaan sesama orang mukmin kerena pada hari kiamat nanti, Allah akan menyelamatkannya.
Adakalanya  suatu masalah sangat sulit untuk diatasi atau hanya dapat diselesaikan oleh yang bersangkutan. Terhadap masalah seperti itu, seorang mukmin ikut melonggarkannya atau memberikan pandangan dan jalan keluar, meskipun dia sendiri tidak terlibat secara langsung. Bahkan, hanya dengan mendengarkan curhat atau keluhannya saja sudah cukup untuk mengurangi beban yang dihadapi olehnya. Dengan demikian, melonggarkan kesusahan orang lain haruslah sesuai dengan kemampuan saja dan bergantung pada kesusahan yang sedang dialami oleh saudaranya seiman tersebut. Orang yang berusaha sekuat tenaga untuk melonggarkan penderitaan saudaranya sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, dia akan mendapat pertolongan dari Allah SWT, yaitu Allah akan melonggarkan berbagai kesusahannya, baik di dunia maupun di akhirat.
Orang mukmin pun harus berusaha menutupi aib saudaranya. Dia harus berusaha menjaga rahasia saudaranya. Apalagi jika dia tahu bahwa orang yang bersangkutan tidak akan senang kalau aib atau rahasianya diketahui oleh orang lain. Namun jika keaiban itu termasuk kejahatan, maka dia tidak boleh menutupinya.  Jika dia tetap saja menutupi aib tersebut, perbuatan seperti itu sangat dicela dan tidak dibenarkan dalam islam, sebagaimana firman-Nya:
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya.” (Q.S. Al-Maidah: 2)
Dengan demikian, jika melihat seseorang akan melakukan kejahatan atau dosa, setiap mukmin harus  berusaha untuk mencegahnya dan menasehatinya. Jika orang tersebut sudah terlanjur melakukan perbuatan dosa, suruhlah bertaubat kerena Allah maha pengampun dan maha penerima taubat. Tindakan itu termasuk pertolongan juga kerena berusaha menyelamatkan seseorang dari adzab Allah. Itulah makna lain dari menutupi aib kaum muslimin, yakni menutupi agar saudaranya tidak terjerumus ke dalam kesesatan dan dosa. Allah pun akan menutupi aib kita  di dunia maupun di akhirat jika kita mampu menjaga aib baik maupun buruk sesama muslim di dunia.
Yang paling penting dalam melakukan perbuatan yang dianjurkan syara’, seperti menolong atau melonggarkan kesusahan orang lain, adalah tidak mengharapkan pamrih dari orang yang di tolong, melainkan ikhlas adalah semata-mata menjalankan perintah Allah dan di dasari rasa iman dan ingin mendapatkan ridho-Nya.
Sebenarnya, inti dari hadits di atas adalah agar umat islam memiliki jiwa kepedulian yang tinggi dan kepekaan terhadap saudara-saudara seimannya. Orang yang memiliki harta melebihi orang lain, hendaknya tidak menjadikan sombong atau tinggi hati serta tidak mau menolong orang yang sangat membutuhkan pertolongannya. Karena pada hakikatnya Allah menciptakan manusia dengan kehidupan yang berbeda-beda itu adalah untuk saling melengkapi satu sama lain.
Jika dunia ini hanya di huni oleh orang yang kaya, siapa yang akan menjadi petani atau mengerjakan pekerjaan yang biasa dilakukan oleh orang yang miskin? Dengan demikian pada hakikatnya hidup di dunia ini saling melengkapi, orang kaya tidak akan kaya jika tidak ada orang miskin, semakin kaya seseorang, ia semakin membutuhkan orang miskin. Rasulullah Bersabda: “Kalian ditolong dan diberi rejeki hanyalah oleh kaum lemah di antara kalian.”(HR.Bukhari).
Peduli terhadap sesama tidak hanya dalam masalah materi saja, tetapi dalam berbagai hal yang menyebabkan orang lain susah. Jika mampu, setiap muslim harus berusaha untuk menolong sesamanya.
BAB III
PENUTUP 
A.           Kesimpulan
Manusia merupakan makhluk sosial yang tak mampu hidup sendirian, esensi manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya adalah kesadaran manusia tentang status dan posisi dirinya adalah kehidupan bersama, serta bagaimana tanggung jawab dan kewajibannya di dalam kebersamaan. Kewajiban kebersamaan ini bisa diaplikasikan dengan cara saling menolong, saling menghargai, saling memberi dan hubungan sosial lainnya.
Orang yang melepaskan kesusahan seorang mukmin dari berbagai kesusahan dunia akan mendapat pertolongan Allah, yaitu Allah SWT akan melepaskan orang tersebut dari kesusahan-kesusahan pada hari kiamat, orang yang memeberi kelonggaran kepada orang yang sedang ditimpa kesusahan, niscaya Allah memberi kelonggaran bagi orang tersebut di dunia dan di akhirat dan orang yang menutupi seorang mukmin dari aib dan perbuatan dosa, niscaya Allah akan menutupi orang tersebut dari aib dan azab di akhirat.
Ketiga ungkapan tersebut, pada intinya adalah anjuran kepada setiap orang yang beriman agar mau memperhatikan dan saling menolong, dan Allah akan membalasnya dengan yang lebih baik.
Sesungguhnya Allah SWT akan selalu menolong hamba-Nya selama hamba-Nya mau menolong dan membantu sesama saudaranya.

DAFTAR PUSTAKA
Al Bassam, Abdullah bin Abdurrahman. 2009. Penjelasan Hukum dari Kitab Bulughul Maram. Jakarta: Pustaka Azzam.
Muslim, Imam, Shahih Muslim, (Bandung : Multazam, 1974)
Rahmat Syafe’I, .Al Hadits. (Bandung: CV Pustaka, 252-259)
Ibnu Daqiiqil ‘ied. Syarah Hadits Arba’in. Bogor: At-Tibyan.
Asmoro, Toto, Menuju Muslim Kaffah, (Jakarta : Gema Insani Press, 2000)
http://stitattaqwa.blogspot.co.id/2014/02/hadits-tarbawi-kepedulian-sosial.html

0 komentar:

Posting Komentar