BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Bertolak dari
penyelenggaraan sistem pemerintahan yang berupa desentralistik, maka hal ini berdampak
pula terhadap reorintasi visi dan misi pendidikan nasional yang didalamnya
menyangkut pula tentang standar pengelolaan sistem pendidikan nasional. Yang
berimbas pada prinsip penyelenggaraan pendidikan, pendanaan dan strategi
pembangunan pendidikan nasional. Dari hal-hal yang telah disebutkan, terutama
dilandasi dengan sifat desentralistik itu sendiri, mengingat kondisi geografis,
sosial-kultural dan ekonomi setiap wilayah yang berbeda satu sama lain. Oleh
karena itu penyelenggaraan pendidikan untuk mencapai hasil yang optimal,
efektif, efisien dan berhasil, memerlukan keterkaitan berbagai elemen yang ada.
Implementasi
otonomi terhadap lembaga pendidikan terwujud dalam School Based Management atau
manajemen berbasis sekolah. dikarenakan manajemen berbasis sekolah ini adalah
upaya kemandirian, kreativitas sekolah dalam kemitraan, partisipasi, keterbukaan
dan akuntabilitas dalam peningkatan mutu melalui kerjasama atau pemberdayaan
pemerintah dengan masyarakat, maka diperlukan pula administrasi pendidikan di
bidang hubungan sekolah dengan masyarakat.
2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan
masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
a.
Bagaimana
pengertian Administrasi Kemitraan sekolah dengan masyarakat ?
b.
Bagaimana
hubungan sekolah dengan masyarakat ?
3. Tujuan
Adapun tujuan yang
ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah :
a.
Untuk
memahami pengertian Administrasi kemitraan sekolah dengan masyarakat.
b.
Untuk
memahami hubungan sekolah dengan masyarakat
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
1.1 Pengertian Administrasi
Dalam kamus Koenen’s Endepols:
Administrasi (Belanda: administratie) berasal dari bahasa Latin “administration”
dengan kata kerja “administrare” yang berarti mengemudikan,
mengendalikan, dan mengawasi pelaksanaannya (1923: 28). Dalam arti sempit
administrasi berarti pekerjaan tulis menulis (Inggris: clerical work).
Sedangkan dalam arti luas, administrasi merupakan kegiatan yang komperehensip
(menyeluruh), yakni yang bersangkutan dengan pengolahan keseluruhan dari awal
hingga mencapai hasil akhir.
1.2. Pengertian Kemitraan
Kemitraan adalah upaya yang melibatkan
berbagai sektor, kelompok masyarakat, lembaga pemerintah maupun bukan
pemerintah, untuk bekerjasama dalam mencapai suatu tujuan bersama berdasarkan
kesepakatan prinsip dan peran masing-masing, dengan demikian untuk membangun
kemitraan harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu persamaan perhatian, saling
percaya dan saling menghormati, harus saling menyadari pentingnya kemitraan,
harus ada kesepakatan misi, visi, tujuan dan nilai yang sama, harus berpijak
padalandasan yang sama, kesediaan untuk berkorban. Kemitraan pada esensinya adalah
dikenal dengan istilah gotong royong atau kerjasama dari berbagai pihak, baik
secara individual maupun kelompok. Menurut Notoatmodjo
(2003), kemitraan adalah suatu kerja sama formal antara
individu-individu, kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi untuk mencapai
suatu tugas atau tujuan tertentu.
1.3. Pengertian Administrasi Hubungan sekolah dengan masyarakat
Administrasi hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan seluruh proses
kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja atau sungguh-sungguh
serta pembinaan secara continue untuk mendapatkan simpati dari masyarakat pada umumnya serta dari publik
pada khususnya, sehingga kegiatan operasional sekolah atau pendidikan semakin
efektif dan efisien demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan.
2. Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Karena
masyarakat adalah lingkungan sosial. Maka, Setiap kepala sekolah hendaknya mengetahui bahwa masyarakat sebagai
lilngkungan sosial besar pengaruhnya terhadap sikap dan cara-cara kerja para
karyawan, guru-guru dan juga dia sendiri sebagai pemimpin. Oleh karena itu,
agar kepala sekolah dapat menjalankan kepemimpinannya dengan baik, perlu
kiranya agar ia mempelajari ciri-ciri dan sifat-sifat masyarakat, lingkungan
sekolah tempatnya menunaikan tugas.
Dalam salah satu
tulisannya, Dr. Siswojo mengemukakan bahwa isi lingkungan sosial dapat
dikelompokkan menjadi empat kategori yang berkaitan satu sama lain, yaitu :
a.
Fisik,
teknologi dann sumber manusia (physical, tecnological and human resources)
b.
Sistem
hubungan keluarga dalam masyarakat (relational system in the community)
c.
Jaringan-jaringan
organisasi (the network of organizations)
d.
Cara-cara
berfikir, kepercayaan dan nilai-nilai (patterns of thought, belief and values)
yang ada dan dianut oleh anggota masyarakat.
Perbedaan-perbedaan
isi lingkungan sosial mempengaruhi dan mencerminkan adanya perbedaan dalam
pandangan hidup, cara berpikir, dan persepsinya terhadap pendidikan, pada
anggota masyarakat di lingkungan sosial masing-masing. Dengan memahami
perbedaan dan karakteristik sosial beserta prosesnya, diharapkan sekolah dapat
mengadaptasi kegiatan-kegiatannya dalam usaha melaksanakan kerjasama antara
sekolah dan masyarakat.
Beberapa pandangan
filosofis tentang hakikat sekolah, hakikat masyarakat dan hubungan antara
keduanya :
a.
Sekolah
adalah bagian integral dari masyarakat.
b.
Hak
hidup dan kelangsungan hidup sekolah bergantung pada masyarakat.
c.
Sekolah
adalah lembaga sosial yang melayani masyarakat dalam bidang pendidikan.
d.
Kemajuan
sekolah dan kemajuan masyarakat saling berkolerasi.
e.
Masyarakat
adalah pemilik sekolah, sekolah ada karena masyarakat memerlukannya.
2.1. Tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat
Ada berbagai macam
tujuan yang dikemukakan. Tetapi semuanya dapat dikelompokkan menjadi tiga
tujuan pokok, yaitu :
a.
Mengembangkan
mutu belajar dan pertumbuhan anak-anak
Makin majunya
konsep-konsep pendidikan menunjukkan kepada para pendidik terutama guru-guru di
sekolah, agar pendidikan tidak lagi subjec matter centered tetapi hendaknya
community life centered.Konsep pendidikan yang demikian mengandung implikasi
yang berhubungan dengan masyarakat,antara lain:
1)
Personel
sekolah, terutama guru-guru perlu mengetahui kondisi masyarakat lingkungan
hidup anak.
2)
Kepala
sekolah dan guru hendaknya berusaha untuk dapat bekerjasama dan memanfaatkan
sumber didalam mayarakat untuk memperkaya program sekolah.
3)
Sekolah
hendaknya dapat bekerjasama dengan organisasi dan instansi lain didalam
masyarakat.
4)
Guru
hendaknya mengikuti perkembangana masyarakat dan memahami serta mengkaji sumber
masyarakat yang dapat dimasukkan kedalam rencana perkembangan pendidikan.
b.
Meningkatkan
tujuan dan mutu kehidupan masyarakat
Didalam masyarakat
yang demokratis, sekolah sebaiknya dapat menjadikan dirinya sebagai pelopor dan
pusat perkembangan bagi perubahan masyarakat dalam bidang kehidupan ekonomi,
kebudayaan, teknologi dan sebagainya, ketingkat yang lebih tinggi. Jadi, dalam
hal ini, bukan sekolah yang harus mengekor secara pasif terhadap perkembangan
masyarakat, tetapi sekolah harus
memelopori bagaimana dan kemana masyarakat harus kembangkan.
c.
Mengembangkan
pengertian, antusiasme dan partisipasi masyarakat
Dalam hubungannya
dengan antusiasme dan partisipasi masyarakat terhadap pendidikan, menteri P dan
K pernah mengusulkan dalam salah satu tulisannya adalah sebagai berikut :
“Azas pendidikan Nasional Indonesia ialah pendidikan sepanjang umur
hidup manusia, sejak lahir sampai meninggal, bagi semua jenis sex, umur,
golongan dan keyakinan”.
2.2. Jenis-jenis hubungan masyarakat dengan sekolah
Hubungan
kerjasama antara sekolah dan masyarakat dapat digolongkan menjadi tiga jenis,
yaitu :
a.
Hubungan
Edukatif
Ialah hubungan
kerjasama dalam hal mendidik murid, antara guru di sekolah dan orang tua di
dalam keluarga.
b.
Hubungan
Kultural
Ialah usaha
kerjasama antara sekolah dengan masyarakat yang memungkinkan adanya saling
membina dan mengembangkan kebudayaan msyarakat tempat sekolah itu berada.
c.
Hubungan
Institusional
Ialah hubungan
kerjasama antara sekolah dengan lembaga-lembaga atau instansi-instansi resmi
lain, baik swasta maupun pemerintah, seperti hubungan kerjasama antara sekolah
dengan sekolah-sekolah lain, dengan kepala pemerintahan setempat, jawatan
penerangan, jawatan pertanian, perikanan dan peternakan, dengan
perusahan-perusahaan negara atau swasta, yang berkaitan dengan perbaikan dan
perkembanngan pendidikan pada umumnya.
2.3. Tugas pokok hubungan sekolah dengan masyarakat
Tugas pokok hubungan sekolah dengan masyarakat
antara lain:
1) Memberikan informasi dan menyampaikan ide atau
gagasan kepada masyarakat atau pihak-pihak lain yang membutuhkannya.
2) Membantu pemimpin karena tugas-tugasnya tidak dapat
langsung memberikan informasi kepada masyarakat atau pihak-pihak yang
memerlukannya.
3) Membantu pemimpin mempersiapkan bahan-bahan tentang
permasalahan dan informasi yang akan disampaikan atau yang menarik perhatian
masyarakat pada saat tertentu.
4) Membantu pemimpin dalam mengembangkan rencana dan
kegiatan lanjutan yang berhubungan dengan pelaksanaaan kepada masyarakat
sebagai akibat dari komunikasi timbal balik dengan pihak luar, yang ternyata
menumbuhkan harapan untuk penyempurnaaan kegiatan yang telah dilakukan oleh
organisasi.
5) Melaporkan tentang pikiran-pikiran yang berkembang
dalam masyarakat tentang masalah pendidikan.
6) Membantu kepala sekolah bagaimana usaha untuk
memperoleh bantuan dan kerja sama.
7) Menyusun rencana bagaimana cara-cara memperoleh
bantuan.
8) Menunjukkan pergantian keadaan pendapat umum.
2.4. Asas Kerja Hubungan
Sekolah dengan Masyarakat
a) Obyektif dan Resmi
Semua informasi atau
pemberitaan yang disampaikan kepada masyarakat harus merupakan suara resmi dari
instansi atau lembaga yang bersangkutan.
b) Organisasi yang tertib
dan berdisiplin
Hubungan sekolah
dengan masyarakat hanya akan berfungsi bilamana tugas-tugas organisasi atau
lembaga berjalan secara lancar dan efektif serta memiliki
hubungan kerja ke dalam dan ke
luar organisasi yang efektif pula.
c) Informasi harus
bersikap mendorong timbulnya keinginan untuk ikut berpartisipasi atau ikut
memberikan dukungan secara wajar dari masyarakat.
d) Kontinuitas informasi
Hubungan sekolah dengan
masyarakat harus berusaha agar masyarakat memperoleh informasi secara kontinu
sesuai dengan kebutuhan.
e) Respon yang timbul di
kalangan masyarakat umpan balik dari informasi yang disampaikan harus mendapat
perhatian sepenuhnya.
2.5. Jenis Kegiatan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
a. Kegiatan Eksternal
Kegiatan ini selalu
berhubungan atau ditujukan kepada instansi atasan dan masyarakat di luar
sekolah. Ada dua kemungkinan yang bisa dilakukan dalam hal ini yakni:
1) Indirect act adalah kegiatan
hubungan sekolah dengan masyarakat melalui perantara media tertentu seperti
misalnya: informasi lewat televisi, penyebaran informasi lewat radio,
penyebaran informasi melalui media cetak, pameran sekolah dan berusaha
independen dalam penerbitan majalah atau buletin sekolah.
2) Direct act adalah kegiatan
hubungan sekolah dengan masyarakat melalui tatap muka, misalnya: rapat bersama
dengan komitte sekolah, konsultasi dengan tokoh masyarakat, melayani kunjungan
tamu dan sebagainya.
b. Kegiatan Internal
Kegiatan ini merupakan
publisitas ke dalam, sasarannya adalah warga sekolah yang bersangkutan yaitu
para pendidik, karyawan, dan peserta didik. Kegiatan ini juga dapat dilakukan dengan dua kemungkinan yakni:
1) Indirect act adalah kegiatan
internal melalui penyampaian informasi melalui surat edaran; penggunaan papn
pengumuman di sekolah; penyelenggaraan majalah dinding; menerbitkan buletin
sekolah untuk dibagikan pada warga sekolah; pemasangan iklan/pemberitahuan
khusus melalui mass media; dan kegiatan pentas seni.
2) Direct act adalah kegiatan
internal yang dapat berupa: rapat dewan guru; upacara sekolah;
karyawisata/rekreasi bersama; dan penjelasan pada berbagai kesempatan.
2.6. Faktor Pendukung Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Kegiatan hubungan
sekolah dengan masyarakat bisa berjalan baik apabila di dukung oleh beberapa
faktor yakni:
a) Adanya proram dan
perencanaan yang sistematis.
b) Tersedia basis
dokumentasi yang lengkap.
c) Tersedia tenaga ahli,
terampil dan alat sarana serta dana yang memadai.
d) Kondisi organisasi
sekolah yang memungkinkan untuk meningkatkan kegiatan hubungan sekolah dengan
masyarakat.
2.7. Manfaat Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Manfaat dari hubungan
sekolah dengan masyarakat adalah menambah atau meningkatkan simpati masyarakat
secara sadar dan sukarela yang dapat meningkatkan harga diri sekolah serta
dukungan terhadap sekolah secar spiritual dan material atau finansial. Hal ini
akan tampak sebagai berikut:
a) Adanya saling
pengertian antara sekolah dengan pihak luar.
b) Adanya kegiatan yang membantu
karena mengetahui manfaat, arti dan pentingnya peranan masing-masing.
c) Adanya kerjasama yang
erat dengan masing-masing pihak dan merasa ikut bertanggungjawab atas suksesnya
usaha pihak lain.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berbagai persoalan yang dihadapi oleh dunia
pendidikan sampai lembaga pendidikan di era globalisasi dan desentralistik
(otonomi daerah) menuntut team work yang solid antara pihak
sekolah itu sendiri dengan pihak luar, baik instansi atasan maupun masyarakat.
Melalui Manajemen Berbasis Sekolah, maka administrasi hubungan sekolah dengan
masyarakat menjadi kunci sukses di dalamnya.
Dan ketika hubungan sekolah dengan masyarakat ini
dapat berjalan harmonis dan dinamis dengan sifat pedagogis, sosiologis dan produktif,
maka diharapkan tercapai tujuan utama yaitu terlaksananya proses pendidikan di
sekolah secara produktif, efektif, efisien dan berhasil sehingga menghasilkan
out-put yang berkualitas secara intelektual, spritual dan sosial.
3.2. Kritik dan Saran
Penulis
memohon maaf atas segala kehilafan dan kekurangan makalah ini dan senantiasa
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini lebih bermanfaat
dan lebih baik kualitasnya dimasa mendatang. Mudah-mudahan makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.
0 komentar:
Posting Komentar