Kamis, 28 Juli 2016 | By: Imam

Makalah Administrasi Pendidikan (Administrasi Kemitraan Sekolah dan Masyarakat)



BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
            Bertolak dari penyelenggaraan sistem pemerintahan yang berupa desentralistik, maka hal ini berdampak pula terhadap reorintasi visi dan misi pendidikan nasional yang didalamnya menyangkut pula tentang standar pengelolaan sistem pendidikan nasional. Yang berimbas pada prinsip penyelenggaraan pendidikan, pendanaan dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Dari hal-hal yang telah disebutkan, terutama dilandasi dengan sifat desentralistik itu sendiri, mengingat kondisi geografis, sosial-kultural dan ekonomi setiap wilayah yang berbeda satu sama lain. Oleh karena itu penyelenggaraan pendidikan untuk mencapai hasil yang optimal, efektif, efisien dan berhasil, memerlukan keterkaitan berbagai elemen yang ada.
            Implementasi otonomi terhadap lembaga pendidikan terwujud dalam School Based Management atau manajemen berbasis sekolah. dikarenakan manajemen berbasis sekolah ini adalah upaya kemandirian, kreativitas sekolah dalam kemitraan, partisipasi, keterbukaan dan akuntabilitas dalam peningkatan mutu melalui kerjasama atau pemberdayaan pemerintah dengan masyarakat, maka diperlukan pula administrasi pendidikan di bidang hubungan sekolah dengan masyarakat.

2. Rumusan Masalah
            Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
a.       Bagaimana pengertian Administrasi Kemitraan sekolah dengan masyarakat ?
b.      Bagaimana hubungan sekolah dengan masyarakat ? 

3. Tujuan
            Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah :
a.       Untuk memahami pengertian Administrasi kemitraan sekolah dengan masyarakat.
b.      Untuk memahami hubungan sekolah dengan masyarakat

 BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
1.1 Pengertian Administrasi
            Dalam kamus Koenen’s Endepols: Administrasi (Belanda: administratie) berasal dari bahasa Latin “administration” dengan kata kerja “administrare” yang berarti mengemudikan, mengendalikan, dan mengawasi pelaksanaannya (1923: 28). Dalam arti sempit administrasi berarti pekerjaan tulis menulis (Inggris: clerical work). Sedangkan dalam arti luas, administrasi merupakan kegiatan yang komperehensip (menyeluruh), yakni yang bersangkutan dengan pengolahan keseluruhan dari awal hingga mencapai hasil akhir.

1.2. Pengertian Kemitraan
            Kemitraan adalah upaya yang melibatkan berbagai sektor, kelompok masyarakat, lembaga pemerintah maupun bukan pemerintah, untuk bekerjasama dalam mencapai suatu tujuan bersama berdasarkan kesepakatan prinsip dan peran masing-masing, dengan demikian untuk membangun kemitraan harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu persamaan perhatian, saling percaya dan saling menghormati, harus saling menyadari pentingnya kemitraan, harus ada kesepakatan misi, visi, tujuan dan nilai yang sama, harus berpijak padalandasan yang sama, kesediaan untuk berkorban. Kemitraan pada esensinya adalah dikenal dengan istilah gotong royong atau kerjasama dari berbagai pihak, baik secara individual maupun kelompok. Menurut Notoatmodjo (2003), kemitraan adalah suatu kerja sama formal antara individu-individu, kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi untuk mencapai suatu tugas atau tujuan tertentu.

1.3. Pengertian Administrasi Hubungan sekolah dengan masyarakat
            Administrasi hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja atau sungguh-sungguh serta pembinaan secara continue untuk mendapatkan simpati dari masyarakat pada umumnya serta dari publik pada khususnya, sehingga kegiatan operasional sekolah atau pendidikan semakin efektif dan efisien demi membantu tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

2. Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
            Karena masyarakat adalah lingkungan sosial. Maka, Setiap kepala sekolah hendaknya mengetahui bahwa masyarakat sebagai lilngkungan sosial besar pengaruhnya terhadap sikap dan cara-cara kerja para karyawan, guru-guru dan juga dia sendiri sebagai pemimpin. Oleh karena itu, agar kepala sekolah dapat menjalankan kepemimpinannya dengan baik, perlu kiranya agar ia mempelajari ciri-ciri dan sifat-sifat masyarakat, lingkungan sekolah tempatnya menunaikan tugas.
            Dalam salah satu tulisannya, Dr. Siswojo mengemukakan bahwa isi lingkungan sosial dapat dikelompokkan menjadi empat kategori yang berkaitan satu sama lain, yaitu :
a.       Fisik, teknologi dann sumber manusia (physical, tecnological and human resources)
b.      Sistem hubungan keluarga dalam masyarakat (relational system in the community)
c.       Jaringan-jaringan organisasi (the network of organizations)
d.      Cara-cara berfikir, kepercayaan dan nilai-nilai (patterns of thought, belief and values) yang ada dan dianut oleh anggota masyarakat.
            Perbedaan-perbedaan isi lingkungan sosial mempengaruhi dan mencerminkan adanya perbedaan dalam pandangan hidup, cara berpikir, dan persepsinya terhadap pendidikan, pada anggota masyarakat di lingkungan sosial masing-masing. Dengan memahami perbedaan dan karakteristik sosial beserta prosesnya, diharapkan sekolah dapat mengadaptasi kegiatan-kegiatannya dalam usaha melaksanakan kerjasama antara sekolah dan masyarakat.
            Beberapa pandangan filosofis tentang hakikat sekolah, hakikat masyarakat dan hubungan antara keduanya :
a.       Sekolah adalah bagian integral dari masyarakat.
b.      Hak hidup dan kelangsungan hidup sekolah bergantung pada masyarakat.
c.       Sekolah adalah lembaga sosial yang melayani masyarakat dalam bidang pendidikan.
d.      Kemajuan sekolah dan kemajuan masyarakat saling berkolerasi.
e.       Masyarakat adalah pemilik sekolah, sekolah ada karena masyarakat memerlukannya.

2.1. Tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat
            Ada berbagai macam tujuan yang dikemukakan. Tetapi semuanya dapat dikelompokkan menjadi tiga tujuan pokok, yaitu :
a.       Mengembangkan mutu belajar dan pertumbuhan anak-anak
            Makin majunya konsep-konsep pendidikan menunjukkan kepada para pendidik terutama guru-guru di sekolah, agar pendidikan tidak lagi subjec matter centered tetapi hendaknya community life centered.Konsep pendidikan yang demikian mengandung implikasi yang berhubungan dengan masyarakat,antara lain:
1)      Personel sekolah, terutama guru-guru perlu mengetahui kondisi masyarakat lingkungan hidup anak.
2)      Kepala sekolah dan guru hendaknya berusaha untuk dapat bekerjasama dan memanfaatkan sumber didalam mayarakat untuk memperkaya program sekolah.
3)      Sekolah hendaknya dapat bekerjasama dengan organisasi dan instansi lain didalam masyarakat.
4)      Guru hendaknya mengikuti perkembangana masyarakat dan memahami serta mengkaji sumber masyarakat yang dapat dimasukkan kedalam rencana perkembangan pendidikan.
b.      Meningkatkan tujuan dan mutu kehidupan masyarakat
            Didalam masyarakat yang demokratis, sekolah sebaiknya dapat menjadikan dirinya sebagai pelopor dan pusat perkembangan bagi perubahan masyarakat dalam bidang kehidupan ekonomi, kebudayaan, teknologi dan sebagainya, ketingkat yang lebih tinggi. Jadi, dalam hal ini, bukan sekolah yang harus mengekor secara pasif terhadap perkembangan masyarakat, tetapi sekolah harus  memelopori bagaimana dan kemana masyarakat harus kembangkan.
c.       Mengembangkan pengertian, antusiasme dan partisipasi masyarakat
            Dalam hubungannya dengan antusiasme dan partisipasi masyarakat terhadap pendidikan, menteri P dan K pernah mengusulkan dalam salah satu tulisannya adalah sebagai berikut :
“Azas pendidikan Nasional Indonesia ialah pendidikan sepanjang umur hidup manusia, sejak lahir sampai meninggal, bagi semua jenis sex, umur, golongan dan keyakinan”.

2.2. Jenis-jenis hubungan masyarakat dengan sekolah
          Hubungan kerjasama antara sekolah dan masyarakat dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu :
a.       Hubungan Edukatif
            Ialah hubungan kerjasama dalam hal mendidik murid, antara guru di sekolah dan orang tua di dalam keluarga.
b.      Hubungan Kultural
            Ialah usaha kerjasama antara sekolah dengan masyarakat yang memungkinkan adanya saling membina dan mengembangkan kebudayaan msyarakat tempat sekolah itu berada.
c.       Hubungan Institusional
            Ialah hubungan kerjasama antara sekolah dengan lembaga-lembaga atau instansi-instansi resmi lain, baik swasta maupun pemerintah, seperti hubungan kerjasama antara sekolah dengan sekolah-sekolah lain, dengan kepala pemerintahan setempat, jawatan penerangan, jawatan pertanian, perikanan dan peternakan, dengan perusahan-perusahaan negara atau swasta, yang berkaitan dengan perbaikan dan perkembanngan pendidikan pada umumnya.

2.3. Tugas pokok hubungan sekolah dengan masyarakat
            Tugas pokok hubungan sekolah dengan masyarakat antara lain:
1)      Memberikan informasi dan menyampaikan ide atau gagasan kepada masyarakat atau pihak-pihak lain yang membutuhkannya.
2)      Membantu pemimpin karena tugas-tugasnya tidak dapat langsung memberikan informasi kepada masyarakat atau pihak-pihak yang memerlukannya.
3)      Membantu pemimpin mempersiapkan bahan-bahan tentang permasalahan dan informasi yang akan disampaikan atau yang menarik perhatian masyarakat pada saat tertentu.
4)      Membantu pemimpin dalam mengembangkan rencana dan kegiatan lanjutan yang berhubungan dengan pelaksanaaan kepada masyarakat sebagai akibat dari komunikasi timbal balik dengan pihak luar, yang ternyata menumbuhkan harapan untuk penyempurnaaan kegiatan yang telah dilakukan oleh organisasi.
5)      Melaporkan tentang pikiran-pikiran yang berkembang dalam masyarakat tentang masalah pendidikan.
6)      Membantu kepala sekolah bagaimana usaha untuk memperoleh bantuan dan kerja sama.
7)      Menyusun rencana bagaimana cara-cara memperoleh bantuan.
8)      Menunjukkan pergantian keadaan pendapat umum.

2.4. Asas Kerja Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
a)      Obyektif dan Resmi
            Semua informasi atau pemberitaan yang disampaikan kepada masyarakat    harus merupakan suara resmi dari instansi atau lembaga yang     bersangkutan.
b)      Organisasi yang tertib dan berdisiplin
            Hubungan sekolah dengan masyarakat hanya akan berfungsi bilamana        tugas-tugas      organisasi atau lembaga berjalan secara lancar dan efektif     serta memiliki hubungan         kerja ke dalam dan ke luar organisasi yang    efektif pula.
c)      Informasi harus bersikap mendorong timbulnya keinginan untuk ikut berpartisipasi atau ikut memberikan dukungan secara wajar dari masyarakat.
d)     Kontinuitas informasi
Hubungan sekolah dengan masyarakat harus berusaha agar masyarakat memperoleh informasi secara kontinu sesuai dengan kebutuhan.
e)      Respon yang timbul di kalangan masyarakat umpan balik dari informasi yang disampaikan harus mendapat perhatian sepenuhnya.

2.5. Jenis Kegiatan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
a.       Kegiatan Eksternal
            Kegiatan ini selalu berhubungan atau ditujukan kepada instansi atasan dan             masyarakat di luar sekolah. Ada dua kemungkinan yang bisa dilakukan             dalam hal ini yakni:
1)      Indirect act adalah kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat melalui perantara media tertentu seperti misalnya: informasi lewat televisi, penyebaran informasi lewat radio, penyebaran informasi melalui media cetak, pameran sekolah dan berusaha independen dalam penerbitan majalah atau buletin sekolah.
2)      Direct act adalah kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat melalui tatap muka, misalnya: rapat bersama dengan komitte sekolah, konsultasi dengan tokoh masyarakat, melayani kunjungan tamu dan sebagainya.
b.      Kegiatan Internal
                        Kegiatan ini merupakan publisitas ke dalam, sasarannya adalah        warga sekolah yang             bersangkutan yaitu para pendidik, karyawan, dan     peserta didik. Kegiatan ini juga dapat dilakukan dengan dua      kemungkinan yakni:
1)      Indirect act adalah kegiatan internal melalui penyampaian informasi melalui surat edaran; penggunaan papn pengumuman di sekolah; penyelenggaraan majalah dinding; menerbitkan buletin sekolah untuk dibagikan pada warga sekolah; pemasangan iklan/pemberitahuan khusus melalui mass media; dan kegiatan pentas seni.
2)      Direct act adalah kegiatan internal yang dapat berupa: rapat dewan guru; upacara sekolah; karyawisata/rekreasi bersama; dan penjelasan pada berbagai kesempatan.

2.6. Faktor Pendukung Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
            Kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat bisa berjalan baik apabila di dukung oleh beberapa faktor yakni:
a)      Adanya proram dan perencanaan yang sistematis.
b)      Tersedia basis dokumentasi yang lengkap.
c)      Tersedia tenaga ahli, terampil dan alat sarana serta dana yang memadai.
d)     Kondisi organisasi sekolah yang memungkinkan untuk meningkatkan kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat.

2.7. Manfaat Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
            Manfaat dari hubungan sekolah dengan masyarakat adalah menambah atau meningkatkan simpati masyarakat secara sadar dan sukarela yang dapat meningkatkan harga diri sekolah serta dukungan terhadap sekolah secar spiritual dan material atau finansial. Hal ini akan tampak sebagai berikut:
a)      Adanya saling pengertian antara sekolah dengan pihak luar.
b)      Adanya kegiatan yang membantu karena mengetahui manfaat, arti dan pentingnya peranan masing-masing.
c)      Adanya kerjasama yang erat dengan masing-masing pihak dan merasa ikut bertanggungjawab atas suksesnya usaha pihak lain.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
            Berbagai persoalan yang dihadapi oleh dunia pendidikan sampai lembaga pendidikan di era globalisasi dan desentralistik (otonomi daerah) menuntut team work yang solid antara pihak sekolah itu sendiri dengan pihak luar, baik instansi atasan maupun masyarakat. Melalui Manajemen Berbasis Sekolah, maka administrasi hubungan sekolah dengan masyarakat menjadi kunci sukses di dalamnya.
            Dan ketika hubungan sekolah dengan masyarakat ini dapat berjalan harmonis dan dinamis dengan sifat pedagogis, sosiologis dan produktif, maka diharapkan tercapai tujuan utama yaitu terlaksananya proses pendidikan di sekolah secara produktif, efektif, efisien dan berhasil sehingga menghasilkan out-put yang berkualitas secara intelektual, spritual dan sosial.

3.2. Kritik dan Saran
            Penulis memohon maaf atas segala kehilafan dan kekurangan makalah ini dan senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini lebih bermanfaat dan lebih baik kualitasnya dimasa mendatang. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

0 komentar:

Posting Komentar