BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses
belajar mengajar keberhasilannya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Menurut Slamento ( 1990 : 56 ) faktor intern
adalah faktor yang ada dalam diri individu, sedangkan faktor ekstern adalah
faktor yang ada diluar individu.
Pendidikan
keluarga adalah salah satu bentuk pendidikan di luar sekolah yang besar
pengaruhnya terhadap keberhasilan siswa dalam belajar. Dan pendidikan keluarga
yang maksimal, memiliki kecenderungan untuk meningkatkan minat siswa dalam
belajar, yang pada akhirnya akan mempengaruhi pula terhadap belajar siswa.
Sedangkan lemahnya pendidikan keluarga memiliki kecenderungan untuk melemahkan
minat siswa dalam belajar dan akan melemahkan pula terhadap prestasi belajar
siswa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Apakah
pengertian lingkungan pendidikan keluarga ?
2. Apakah
tujuan, fungsi dan ruang lingkup pendidikan keluarga ?
3. Bagaimana
pentingnya pendidikan keluarga ?
4. Bagaimana
strategi pendidikan keluarga ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui
pengertian lingkungan pendidikan keluarga.
2. Untuk
mengetahui tujuan, fungsi dan ruang lingkup pendidikan keluarga.
3. Untuk
mengetahui bagaimana pentingnya pendidikan keluarga.
4. Untuk
mengetahui strategi pendidikan keluarga.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Keluarga
Keluarga
merupakan lingkungan pertama bagi anak yang memberikan sumbangan bagi
perkembangan dan pertumbuhan mental maupun fisik anak dalam kehidupannya.
Adapun
pengertian keluarga secara etimologi adalah suatu kesatuan (unit) dimana
anggota-anggotanya mengabdikan diri kepada kepentingan dan tujuan tersebut (Uyoh Sadulloh, 2006 : 182). Sedangkan
keluarga menurut istilah adalah dua orang atau lebih yang tinggal bersama dan
terikat karena darah perkawinan dan adopsi. B. Boston yang dikutip oleh Ishak Sholeh ( 1983 : 11 ) mengatakan,
keluarga adalah suatu kelompok pertalian nasab keluarga yang dapat dijadikan
tempat untuk membina / membimbing anak-anak dan untuk pemenuhan hidup lainnya.
Sehingga sangat jelaslah bahwa pendidikan keluarga adalah bantuan / pertolongan
yang diberikan orang tua kepada anaknya, agar anak itu dapat menjadi dewasa dan
senantiasa terarah dalam kehidupannya.
Pendidikan
keluarga merupakan bagian jalur pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan
dalam keluarga dan memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral dan
keterampilan ( UU Sistem Pendidikan Nasional No. 2 Tahun 1989 ).
B. Tujuan, Fungsi dan Ruang Lingkup Pendidikan
Keluarga
1. Tujuan
Pendidikan Keluarga
Tujuan
pendidikan keluarga adalah memelihara, melindungi anak sehingga dapat tumbuh
dan berkembang dengan baik. Keluarga merupakan kesatuan hidup bersama yang
utama dikenal oleh anak sehingga disebut lingkungan pendidikan utama.
Proses
pendidikan awal di mulai sejak dalam kandungan. Latar belakang sosial ekonomi
dan budaya keluarga, keharmonisan hubungan antar anggota keluarga, intensitas
hubungan anak dengan orang tua akan sangat mempengaruhi sikap dan perilaku
anak. Keberhasilan anak di sekolah secara empirik sangat dipengaruhi oleh
besarnya dukungan orang tua dan keluarga dalam membimbing anak.
2. Fungsi
Pendidikan Keluarga
Adapun
fungsi keluarga menurut MI Soelaeman
(1978) adalah :
a)
Fungsi edukatif adalah
yang mengarahkan keluarga sebagai wahana pendidikan pertama dan utama bagi
anak-anaknya agar dapat menjadi manusia yang sehat, tangguh, maju dan mandiri
sesuai dengan tuntutan kebutuhan pembangunan yang semakin tinggi.
b)
Fungsi sosialisasi anak
adalah keluarga memiliki tugas untuk mengantarkan dan membimbing anak agar
dapat beradaptasi dengan kehidupan sosial (masyarakat), sehingga kehadirannya
akan diterima oleh masyarakat luas.
c)
Fungsi proteksi
(perlindungan) adalah keluarga berfungsi sebagai wahana atau tempat memperoleh
rasa nyaman, damai dan tentram seluruh anggota keluarganya.
d)
Fungsi afeksi
(perasaan) keluarga sebagai wahana untuk menumbuhkan dan membina rasa cinta dan
kasih sayang antara sesama anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya.
e)
Fungsi religius
keluarga sebagai wahana pembangunan insan-insan beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, bermoral, berahlak dan berbudi pekerti luhur sesuai dengan
ajaran agamanya.
f)
Fungsi ekonomi adalah
keluarga sebagai wahana pemenuhan kebutuhan ekonomi fisik dan materil yang
sekaligus mendidik keluarga untuk hidup efisien, ekonomis dan rasional.
g)
Fungsi rekreasi,
keluarga harus menjadi lingkungan yang nyaman, menyenangkan, cerah, ceria,
hangat dan penuh semangat.
h)
Fungsi biologis,
keluarga sebagai wahana menyalurkan kebutuhan reproduksi sehat bagi semua
anggota keluarganya.
3. Ruang Lingkup
Pendidikan Keluarga
Untuk
mengetahui ruang lingkup pendidikan keluarga dapat diketahui dari jawaban
pertanyaan “ sampai berapa jumlah tanggung jawab keluarga dalam mendidik anak?”
tampaknya ruang lingkup tidak terbatas. Sejak anak dalam kandungan, orang tua
sudah bertanggung jawab penuh atas keselamatan dan perkembangan anak. Tanggung
jawab orang tua terhadap perkembangan dan pendidikan anaknya tampaknya lebih
berpangkal pada tanggung jawab instingtif dan moral. Dan akan bertambah ringan,
apabila anak sudah mampu berdiri sendiri karena pada akhirnya orang tua harus
“melepaskan“ anaknya, supaya mampu berdiri dan tidak lagi tergantung kepada
orang tuanya.
C. Pentingnya Pendidikan Dalam Keluarga
Urgensi
dan strateginya penguatan institusi keluarga sebagai wahana pengembangan sumber
daya manusia. Brean Frenbrenner dalam Syakrani (2001) mengemukakan bahwa sejak
dulu keluarga menjadi wahana pembentukan karakter dan keterampilan dasar
manusia. Bahkan Brenner dan Couts menjabarkan lebih luas bahwa keluarga yang tangguh
bersama lembaga keagamaan dan politik akan menjadi pilar penyangga terbentuknya
civil society.
Betapa
pentingnya pendidikan keluarga bagi anak-anak yang sedang berkembang.
Pentingnya pembentukan sumber daya manusia berbasis keluarga juga bisa dilihat
dari konsep investment in children memahami perlunya penguatan keluarga sebagai
wahana pengembangan sumber daya manusia dari sudut pandang orientasi nilai dan
perkembangan daya nalar anak.
Adapun
Hadistnya sebagai berikut :
Artinya: “Telah
menceritakan kepada Adam telah
menceritakan kepada kami Ibnu Abu Dza’bin dari Az-zuhriyyi dari Abu Salamah bin
Abdur rahman dari Abu Hurairah berkata: Nabi SAW bersabda: setiap anak
dilahiran dalam keadaan fitrah. Kemudian kedua orang tuanyalah yang menjadikan
anak itu menjadi Yahudi, Nashrani atau Majusi sebagaimana binatang ternak yang
melahirkan binatang ternak dengan sempurna. Apakah kalian melihat ada cacat
padanya?”
D. Strategi Pendidikan Keluarga
Pendekatan
pendidikan keluarga adalah secara terpadu, seimbang antara pendekatan
endogenous ( menimbulkan dari dalam ) dan conditioning ( pembisaan,
mempengaruhi dari luar ) serta enforcement ( pemaksaan ).
Anak-anak
dalam keluarga sangat kuat proses identifikasinya kepada orang tua dalam
berbagai tingkah laku, cara berfikir dan cara menyikapi tentang suatu keadaan.
Di samping faktor keteladanan, faktor pembiasaan yang didasarkan atas cinta
kasih merupakan sarana / alat pendidikan yang besar pengaruhnya bagi
pembentukan budi pekerti dan moral.
Di
dalam keluarga yang religius terjadi interaksi interpersonal yang bernilai
sosial edukatif dan religius. Dan pendidikan agama itu perlu disesuaikan dengan
taraf kematangan anak, tingkat penalaran, emosi, bakat, pengetahuan dan
pengalamannya. Orang tua yang efektif dalam proses pendidikan ditentukan oleh
kemampuannya dalam membimbing dan mengarahkan serta memecahkan
persoalan-persoalan secara demokratis.
Strategi
lain dalam mengembangkan pendidikan dalam keluarga adalah dengan konsep tumbuh
kembang anak yang pertumbuhan fisik dan otak serta perkembangan motorik,
mental, sosio-emosional dan perkembangan moral spiritual. Ada 3 konsep penting
yang mencakup aktivitas yakni pola suh, pola asah dan pola asih.
Strategi
yang dapat digunakan oleh orang untuk mengembangkan moral dan keterampilannya,
yaitu :
a)
Bantulah anak untuk
menemukan sendiri tujuan hidupnya.
b)
Bantulah anak
mengembangkan perilaku yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan hidupnya.
c)
Jadilah figur ideal
bagi anak dalam berperilaku.
d)
Beri semangat dan gugah
hati anak untuk berperilaku terpuji.
Menurut Popov dkk (1997) orang tua dapat
berperan sebagai :
a)
Educator yaitu bisa
menciptakan dan menyadari adanya teach able moment dalam keluarga.
b)
Autority yaitu bisa
mengembangkan batas-batas normatif.
c)
Guide yaitu bisa share
your skills kepada anak-anak.
d)
Conselor yaitu mampu
memberi dukungan pada anak ketika mengalami dilema moral.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari
pembahasan di atas dapat kami simpulkan bahwa pendidikan lingkungan keluarga
merupakan lembaga pendidikan pertama dan utama tempat anak didik (siswa)
menerima pendidikan dan bimbingan dari orang tuanya atau anggota keluarganya
yang lain. Di dalam keluarga inilah tempat meletakkan dasar-dasar kepribadian
anak didik, keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral dan
keterampilan-keterampilan, sehingga sangat besar pengaruhnya terhadap
keberhasilan siswa dalam belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Nurteti, Lilis.
2010. Pedagogik, Pengantar Teori dan Analisis. IAID Ciamis Jawa Barat
Arifin, M. Dam
Aminudin. 1992. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta.
1 komentar:
izin copas
Posting Komentar